PERTEMUAN SINGKAT
Siang itu begitu panas menyengat,
seakan membakar habis seisi dunia. Tak terkecuali di kampungnya, orang-orang
memanggilnya Yin, lengkapnya Yintia Cristiana. Dia orang yang hidup seba
sederhana. Ibunya bekerja sebagai buruh swah dan ayahnya sudah meninggal saat
ia berumur 12 tahun. Untuk membantu ekonomi keluarganya, ia bekerja paruh waktu
di sebuah minimarket, mengambil shift sore.
Saat ini, Yin telah menduduki bangku
SMdi SMA Tunas Bangsa, salah satu SMA elit di Bali Selatan. Dia masuk kesana
melalui beasiswa yang diberikan pemerintah sebagai penghargaan atas prestasi
yang dimilikinya. Seperti anak kurang mampu lainnya, Yin terasingkan dikelasnya.
Dia duduk sendiri disaat teman sekelasnya duduk dengan temannya masing-masing. Memang
dia tidak mempermasalahkan hal itu, tetapi kerap kali ia merasa kesepian.
Seperti biasa, Yin berangkat kerja sepulang sekolah dengan berjalan kaki. Dia
memilih melewati jalan tikus. Tanpa disadarinya, dia sedang berjalan kedaerah
rawan tawuran. Dari kejauhan terlihat seorang anak laki-laki berseragam SMA
tengah berlari pontang panting kearah Yin.
“Ada apa ya?” Tanya Yin pada orang
tersebut.
“A-Ada tawurann!!!” serunya, lalu
berlari lagi, beberapa saat kemudian, terdengar teriakan-teriakan dan
lemparan-lemparan batu. Tiba-tiba, seseoorang menarik tangan Yin dan
mengajaknya bersembunyi di belakang gubuk tua.
Beberapa lama, akhirnya suasana
mereda. Yin pun melihat jam, ternyata sudah pukul 4 sore, sudah sangat
terlambat untuk berangkat kerja. Yin menoleh
kesamping, terlihat seorang laki-laki seumurannya, wajahnya terlihat seperti
peranakan China. Laki-laki tersebut masih siaga dengan bahu tegang. Lama dipandang,
laki-laki itupun menoleh.
“ Hai” sapa laki- laki itu kikuk
“Hai” balas Yin
“Boleh tau nama kamu?”
“Yintia Cristiana, panggil Yin aja. Kalo
kamu?”
“Yangga Dewangga” jawabnya sambil
tersenyum. Mereka pun bertutur ria, sampai tak terasa hari sudah menjelang
sore.
“udah sore, aku pulang dulu ya” kata
Yangga.
*69*
Besoknya, saat dikelas, wali kelas
di kelas Yin memperkenalkan murid pindahan. Yang tak lain dan tak bukan adalah
orang yang ditemui Yin kemarin.
“Yangga Dewangga” gumam Yin
Ternyata, Yangga duduk disebelah
Yin. Mereka terlihat sangat akrab., sehingga timbul berbagai rasa sirik dari
teman sekelas mereka. Tapi Yin tidak memperdulikan hal tersebut. Dia
benar-benar mmerasa senang, karena akhirnya memiliki teman di sekolah. Tanpa
disadari, rasa senang tersebut perlahan menjadi rasa suka dan berakhir dengan
cinta. Hal yang sama terjadi pada Yangga. Tetapi, mereka tidaklah mau jujur
tentang perasaan mereka satu sama lain. Mungkin mereka tidak ingin merusak
persahabatan mereka.
Sudah 5 hari sejak pertemuan mereka,
akhirnya Yangga memberanikan diri untuk mengajak Yin pergi ke Taman Kota. Yin
dengan senang hati menerima ajakan tersebut. Yangga akan menjemput Yin nanti
sore sepulang sekolah.
Sesuai janjinya, Yangga menjemput
Yin kerumahnya. Yangga terlihat sangat tampan dengan balutan jeans dan kemeja
putih saja. Yin juga terlihat sangat cantik dengan balutan jeans daan t-shirt
berwarna hitam. Dua sejoli itu pun memulai perjalanan mereka menuju Taman Kota.
Sesampai disana, mereka mencari
tempat duduk, kebetulan disana terdapat gazebo yang berada dibawah pohon,
sehingga suasana tidak panas.
“Yin, kamu haus gak?” Tanya Yangga.
Yin hanya mengangguk malu, kemudian Yangga berdiri dari duduknya, dan berkata
“Aku pergi dulu ya, beli minum”
Bersamaan dengan gal itu, kembali
terdengar suara gaduh. Ternyata hari ini jadual tawuran anak SMA. Saat Yin
hendak berbalik dan meyusul Yangga untuk mengajaknya pergi dari tempat ini,
tubuh Yangga ambruk ke tanah. Sebilah pisau menancap di dada sebelah kirinya. Ya,
Yangga terkena tusukan pisau daging milik salah satu siswa tawuran yang berlari
menghindari serangan lawan.
Sesaat kemudian suara sirine mobil
polisi dan sirine ambulance berpadu. Para polisi berlari mengamankan sebagian
siswa yang terlibat dalam tawuran, sedangkan sebagian siswa lainnya dipastikan
sudah kabur. Petugas ambulance kemudian mengangkut korban – korban tawuran,
termasuk Yangga dan beberapa korban lainnya.
*69*
Sudah sebulan sejak kejadian itu.
Yin tidak pernah melupakan kata-kata yang diucapkan Yangga didalam mobil
Ambulance. Kata-kata yang singkat, namusn sangat berarti bagi Yin. Kata- kata
yang membuat Yin menyesali ketidakjujurannya tentang perasaannya pada Yangga.
Kata-kata indah sekaligus menjadi kata-kata terakhir yang diucapkan Yangga.
“Aku
mencintaimu Yintia Cristiana. Jangan pernah melupakanku”
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar