Laki
laki pemanggul goni
Cerpen ini bercerita tentang Karmain dengan
laki-laki pemanggul goni. Karmain diganggu oleh seorang laki-laki pemanggul
goni. Karmain selalu ditarik oleh kekuatan luar biasa besar untuk mendekati
jendela, membuka sedikit kordennya, dan mengintip ke bawah, ke jalan besar,
dari apartemennya di lantai sembilan, untuk menyaksikan laki-laki pemanggul
goni menembakkan matanya ke arah matanya. Tidak tergantung apakah fajar, tengah
hari, sore, senja, malam, ataupun selepas tengah malam, mata laki-laki
pemanggul goni selalu menyala-nyala.
Suatu ketika, lelaki pemanggul goni itu kembali terlihat
pada lewat tengah malam disaat karmain akan bersiap –siap untuk sembahyang
tahajud, seperti biasa, korden tersingkap dan karmain pun mendekati jendela,
menyaksikan di bawah sana, di tengah-tengah jalan besar, laki-laki pemanggul
goni berdiri membungkuk mungkin karena goninya terlalu berat, sambil
menembakkan matanya ke arah dirinya. Kendati lampu jalan tidak begitu terang,
tampak dengan jelas wajah laki-laki pemanggul goni menyiratkan rasa amarah, dan
menantang Karmain untuk turun ke bawah, dan seperti biasa ketika karmain turun
untuk menemui laki-laki itu setelah menyelesaikan sembahyangnya, ia menghilang
lagi di kegelapan. karmain kemabli eringat dengan masa llaunya dengan ketiga
temannya saat membunuh seekor anjing hitam besar. Kemudian karmain kembali ke apartemennya, dan
membuka berkas lama, dia terpaku pada foto ibunya, kemudian karmin kembali
teriingat akan masa lalunya saat ibunya menceritakan tentang kematian ayahnya
dan tentang lelaki pemanggul goni, yang bertugas sebagai pencabut nyawa
orang-orang yang berdosa. Karmain tertidur,
setelah terbangun, waktu smbhyang fajar tiba. Kordennya kembali tersingkap,
karmain kembali melihat ke bawah, lelaki pemanggu goni ada disana, menatapnya
penuh amarah. Kemudian seperti biasa karmain turun kebawah dan laki-laki pemanggul
goni sudah mengilang, akan tetapi ketika kembali ke kamar apartemennya,lelaki
pemanggul goni ada disana sedang melantunkan ayat-ayat suci. Setelah lelaki
pemanggul goni selesai berdoa, terjadi perdebadan antara karmain dengan lelaki
pemanggul goni tentang siapa yang berhak tau bahwa seorang anak kelak akan
menciptakan dosa-dosa besar atau tidak. Kemudian karmain teringat akan masa
lalunya, ketika umurnya memasuki masa remaja, dia bercita-cita, kelak kalau
sudah dewasa, dia akan memiliki gedung bioskop. Maka, dengan caranya sendiri,
dia menciptakan bioskop-bioskopan. Pada suatu hari, Karmain ingat, waktu untuk
menabuh beduk sudah tiba. Kemudian karmain bergegas ke masjid tanpa mematikan lilinnya.
Setelah selesai sembahyang, Karmain dan beberapa orang pulang. Dalam perjalanan
pulang itulah, mereka melihat asap hitam pekat membumbung ke langit. Udara pun
menjadi luar biasa panas.
Dan Karmain ingat benar, dulu, menjelang kebakaran
hebat melanda kampung Burikan, kata beberapa orang saksi, laki-laki pemanggul
goni datang. Lalu, kata beberapa saksi pula, laki-laki pemanggul goni masuk ke
rumah Karmain, kemudian bergegas-gegas ke luar, dan melemparkan bola-bola api
ke rumah Karmain.